artialways cute. arti always dalam bahasa gaul. arti always dandelions. arti always days. arti always do my best. arti always do your best. arti always do your best and let god do next. arti always do your best and let god do the rest. arti always dreaming.
Pepatah terkenal ini berasal dari negara-negara Barat yang saya rasa pencipta pepatah ini adalah seorang non-Muslim saja sangat percaya bahwa Allah akan menolong membereskan urusan mereka, jika mereka melakukan yang terbaik."Lakukan yang terbaik dulu, urusan nanti kita serahkan pada Tuhan" demikian kira2 maksud pepatah kita sebagai Muslim kiranya juga harus belajar dari semangat juang mereka. Jangan sampai sebagai Muslim malah keok sebelum bertanding atau hidup selalu dalam keadaan pesimis, karena inti dari pepatah"Let's do the best, and let God do the rest." adalah1. Niat2. Ikhtiar3. Doa4. TawakalAllah berfirman dalam 81 yang artinyaDan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi pelindung. 81 .Kemudian apabila kamu telah membuat tekad, maka bertawkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang – orang yang bertawakal kepada-Nya. Ali- Imran 159 .Sebagai Muslim kita harus percaya, bahwa niat baik dalam ridho Allah, ikhtiar yang disertai dengan doa dan tawakal akan membawa keberhasilan. Tawakal Bukan PasrahBanyak orang yang menyangka bahwa tawakal itu adalah pasrah secara keseluruhan, maka ini adalah anggapan yang tidak benar. Akan tetapi seorang Muslim, jika beribadah kepada Allah mereka bertawakal, tetapi tidak seperti yang dipahami oleh orang-orang yang bodoh yakni tawakal adalah sekedar ucapan di bibir tanpa dipahami akal, membuang sebab-sebab, tidak mau kerja, merasa puas dengan kehinaan dibawah bendera tawakal kepada itu semua sudah dijalankan namun tidak berhasil, artinya mungkin Allah memang berketetapan bahwa ketidak berhasilan itu adalah yang terbaik untuk kita. Ikhlas saja. Ikhlas? Iya dong. Seorang hamba yang ikhlas sadar bahwa manusia hanya memiliki kewajiban menyempurnakan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Perkara yang terbaik terjadi itu adalah urusan lagi saja, jangan pernah berperasangka buruk kepada Allah!From I'm Muslim
Doyou still keep memory about your childhood?.. because childhood can't repreat again, so we just only still remember about childhood. Enjoying yourself and happy with everyting that you have through until now and always grateful for who are you now! Just Give Your Best and Let God To The Rest. God bless all of us. Thanks .
The Positive Thinking mempunyai motto utama Do the best, God takes the rest, artinya” Lakukan semua upaya dlm proses pencapaian tujuan/dream/cita cita/keinginan/tugas pokok dengan sebaik mungkin sesuai aturan main kehidupan manusia yaitu Norma Agama, Hukum, Adat , Kesopanan/etika, Susila, kemudian serahkan keputusan hasil akhir dari semua upaya baik kita itu pada Tuhan! Keputusan hasil akhirnya adalah mutlak hak prerogratif Tuhan, yg disebut TAKDIR!!!… Apapun putusan akhir Tuhan mutlak harus kita terima dg ikhlas, tawakkal ,bersyukur,karena pasti putusan Tuhan itu sebenarnya adalah Terbaik bagi kita,!!! Bilamana kita gagal mencapai tujuan/dream/tugas pokok/keinginan , jangan putus asa atau marah atau mengeluh mencari kambing hitam sebagai sasaran kekecewaan kita…!!! Segera lakukan introspeksi/mawas diri/evaluasi diri secara jujur dan pikiran yg tenang dan waras, kira kira “Apa Kesalahan dan Kekurangan saya dalam melakukan proses Upaya Mencapai Tujuan???” Lakukan introspeksi menggunakan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, meliputi seluruh aspek norma kehidupan/Rules Of The Game ! Pelajari lagi seluruh ilmu yg berkaitan dg tujuan yg ingin dicapai secara serius dan obyektif, jangan hanya ikuti persepsi dan pendapat pribadi saja! Buang jauh paradigma berpikir “Tidak apa gagal,asal tetap menjadi diri sendiri dan tidak ikut pendapat orang lain !” Karakter seperti ini adalah karakter orang sombong dan semau gua,tertutup serta “Buta Hati”… Orang berkarakter seperti ini kecerdasan emosional dan spiritual nya sangat rendah…! Walaupun dia nilai IQ nya sangat tinggi,diatas 140 misalnya, hidupnya akan berakhir dg kegagalan dan kesengsaraan yang berkepanjangan… Jadi agar bisa sukses mengimplementasikan motto tersebut ,mutlak kita harus mempelajari ilmu ttg “Kecerdasan Emosional”dan “Kecerdasan Spiritual”.. Lembaga ESQ Leadership Center yg mengajarkan ESQ Way 165, yg didirikan dan dipimpin oleh DR Hc Ginanjar Agustian di Jakarta ,mengajarkan kedua kecerdasan tersebut secara intensif dan sukses di Indonesia dan mancanegara… Yang berminat,.silahkan browsing internet… Navigasi pos
AyuSiti Maryam - Just Do The Best, God Will Do The Rest. Wanita yang memiliki attitude dan wajah se-ayu namanya ini sungguh beruntung. Dengan dukungan penuh dari suaminya, ia tak ragu mengambil keputusan yang sangat penting dalam hidupnya: direktur ITPC Sydney. Apa saja yang menarik dari perempuan enerjetik dan cerdas ini, yuk kita ikuti
The Best and The Rest Salah satu pepatah Kristen popular yang digemari banyak orang berbunyi Do your best and God will do the rest. Sangat motivasional, bukan? Namun, setelah saya merenungkannya dalam-dalam, kalimat indah ini menyimpan sebuah teologi yang buruk. Pertama, ia membalik paradigma berpikir Kristen yang paling penting Allah pertama, manusia terkemudian. Di dalam pepatah ini, Allah akan will melakukan karya-Nya setelah kita bekerja; Ia akan melakukan sisa pekerjaan kita, yang sudah kita kerjakan sebaik mungkin. Kedua, the rest yang Allah akan lakukan adalah “sisa” dari semua yang sudah sebaik mungkin kita lakukan. Allah bergantung pada seberapa banyak dan seberapa baik kita bertindak. Sisanya, bisa banyak dan bisa sedikit, menjadi jatah Allah. Karena itu, saya mengusulkan perbaikan total atas pepatah popular tersebut Do the rest because God does the best. Allah sudah, sedang, akan selalu melakukan yang terbaik. Dan yang terbaik tentu saja menurut pandangan Allah. Seorang penulis yang saya lupa namanya kira-kira mengatakan, “Seandainya jarak Allah dan manusia adalah langkah, maka Allah sudah berjalan menuju kita 999 langkah dan Ia mengundang kita untuk mengambil langkah terakhir.” Seorang mistikus Kristen lain berkata dengan nada yang kurang-lebih sama Every time you take one step toward God, God takes a thousand steps toward you. Kita sesungguhnya hanya mengerjakan “sisa” pekerjaan Allah, yang memang Allah khususkan bagi manusia. Ia bisa mengerjakan semuanya, tanpa sisa, jika Ia mau. Tetapi, Allah tak mau melakukannya, karena Ia memang rindu mengundang manusia–Anda dan saya–untuk berpartisipasi ke dalam karya Allah itu. Bahkan “sisa” tersebut pun sudah cukup membuat seluruh hidup kita disibukkan luar biasa; karena itu adalah “sisa” yang Allah izinkan hadir dalam hidup kita. Namun, “sisa” tersebut juga tidak akan melampaui kemampuan kita, sebab Allah tak pernah memberi keharusan pada manusia yang tak dapat dilakukan manusia. Ought implies can; harus mengandaikan dapat. Apa yang harus kita lakukan pasti dapat kita lakukan. Karena itu, sekalipun bagian kita adalah “sisa,” do the rest as best you can. Dan apa yang terbaik yang dapat kita lakukan untuk menggarap “sisa” itu adalah dengan berpartisipasi ke dalam karya Allah itu, ke dalam misi Allah. Ada tiga catatan penting yang harus kita renungi. Pertama, dalam bahasa Inggris, rest memiliki dua arti. Pertama, “istirahat”; kedua, “sisa.” Dalam pepatah yang saya revisi di atas, tentu arti kedualah yang dimaksudkan. Sayangnya, banyak orang Kristen yang memakai arti pertama dalam hidupnya. Allah bekerja dan kita santai-santai saja. Kedua, “sisa” yang dipercayakan kepada kita tidak berarti tanpanya karya Allah tidak akan tuntas. Tanpa kita, sebaik apa pun pekerjaan kita, Allah bisa melakukan semuanya. Namun, ia mengizinkan kita melakukannya, karena Allah menghargai kita. Jadi, kita memang tidak bisa mengambil kredit untuk diri kita sendiri. Soli Deo gloria. Ketiga, dengan memberi kesempatan kepada kita untuk mengerjakan “sisa” karya-Nya, Allah memilih untuk mengambil jalan inefisiensi. Sama tidak efisiennya dengan perjalanan empat puluh tahun di padang gurun; sama tidak efisiennya dengan keputusan mengambil rupa seorang hamba di dalam Yesus dari Nazaret ketimbang langsung saja menghukum atau mengampuni dunia. KISAH TENTANG TANAH DAN LUDAH Yohanes 91-7 secara indah menggambarkan pemahaman spiritual di atas. Kisah dimulai dengan sebuah penjelasan yang sekalipun deskriptif namun menyimpan banyak makna, “Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya” ay. 1. Yesus “sedang lewat;” Ia tidak secara sengaja dan khusus mendatangi orang yang buta sejak lahir itu. Namun, perjumpaan biasa itu menjadi awal dari pengalaman luarbiasa bagi si buta. Banyak berkat dialami justru melalui peristiwa lazim sesehari. Di dalam rutinitas kita melakoni detak jam hidup sepanjang hari kronos, tak jarang tersedia kesempatan kairos yang bakal berlalu jika tak ditangkap dengan cermat. Lantas, perjumpaan itu melahirkan percakapan antara para murid dan Yesus. Para muridlah yang memulai percakapan itu dengan sebuah pertanyaan yang sama sekali tidak empatis. Si buta dijadikan sebuah case study untuk diskusi teologi yang berat–sebuah diskusi yang dilakukan di depan orang buta tersebut. Pertanyaan tersebut adalah, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” ay. 2. Bagaimana perasaan Anda jika Anda menjadi si buta itu? Seluruh persoalan hidup menanggung dunia yang gelap makin menghimpit karena justru sekarang dipertanyakanlah asal-muasal seluruh penderitaannya dosanya sendiri atau dosa orangtuanya? Fokus para murid adalah dosa masa lalu. Dan ini berbeda dari Yesus yang memfokuskan diri pada masa depan si buta dan terlebih lagi pada misi Allah. Itu sebabnya, Yesus kemudian menjawab “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia” ay. 3. Seakan-akan, Yesus ingin mendidik para murid-Nya untuk tak usah terlalu peduli pada siapa yang berdosa di masa lalu, karena kerumitan-teologis itu bisa menghalangi kita untuk peka pada pekerjaan Allah yang memberi masa depan. Mari kita perhatikan juga ucapan Yesus selanjutnya di ayat 5 “Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Ternyata, kalaupun Yesus berkata bahwa pekerjaan-pekerjaan Allah harus nyata “di dalam dia” personal, tindakan Allah bagi setiap orang harus diletakkan dalam perspektif seluruh dunia global, sebab Yesus adalah “terang dunia.” Artinya, pengalaman rohani yang personal hanyalah bagian kecil dari karya Allah bagi seluruh dunia ini. Jika sebuah pengalaman rohani yang personal menghalangi kesadaran global kita, pengalaman rohani tersebut mudah bergeser menjadi sebuah egosentrisme yang berbahaya. Sebelum menyatakan diri sebagai “terang dunia” ay. 5, Yesus memaparkan sebuah kebenaran yang menyibakkan rahasia misi Allah itu “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku…” ay. 4a. Terdapat tiga kata ganti yang menjadi kunci pemahaman kita, Dia dan Aku. Pertama-tama, “Dia” Sang Bapa mengutus “Aku” Yesus. Misi Allah adalah misi Trinitaris. Yesuslah yang diutus Sang Bapa. Yesuslah pusat dari seluruh karya Allah bagi dunia. Bukan gereja. Akan tetapi, Yesus yang diutus Sang Bapa itu lantas berkata, “Kita harus mengerjakan…” Ia mengundang kita, mengikutsertakan kita, mengizinkan keterlibatan kita. Tanpa kita misi Allah melalui Yesus tetap berjalan. Lebih efisien, malah. Namun misi ilahi itu kini sekaligus menjadi misi insani, ketika manusia diundang untuk berpartisipasi ke dalamnya. Dengan ongkos yang tak murah, sebab yang diikutsertakan ternyata adalah manusia yang dengan mudah dapat membebani misi Allah itu, serta membuat misi Allah itu tak berjalan secara efektif. Tetapi keputusan Yesus ini adalah keputusan cinta-kasih, karena Ia percaya bahwa manusia memang perlu dipercaya. Jadi, setiap kali kita terlibat di dalam misi Allah, ingatlah baik-baik bahwa pekerjaan ini milik Allah, bukan milik kita. Keterlibatan kita ini terjadi karena anugerah, bukan karena kemampuan kita. Prinsip dasar ini diadegankan oleh Yesus melalui prosedur panjang yang inefisien 6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi 7 dan berkata kepadanya “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. ay. 6-7 Tanah dan ludah menjadi alat penyembuhan; namun, alat yang kotor dan menjijikkan. Pada dirinya sendiri tanah dan ludah bukanlah apa-apa nothing. Namun di tangan Yesus, keduanya menjadi sesuatu something yang berperan dalam proses penyembuhan. Tidak ada kualitas apa pun dari tanah dan ludah yang mengubahnya dari nothing menjadi something. Demikian juga, tidak ada kualitas apa pun dari manusia yang dapat mengubahnya dari nobody menjadi somebody. Sama halnya, tidak ada apa pun di dalam diri manusia yang dapat membuat misi Allah berjalan secara baik dan tuntas. Jadi, Yesus memakai tanah dan ludah untuk mengilustrasikan posisi para murid-Nya di dalam misi Allah itu. “Kalian sama seperti tanah dan ludah ini,” demikian kira-kira yang hendak disampaikan oleh Yesus. Tidak cukup prosedur yang sudah cukup inefisien ini, Yesus melanjutkan proses panjang penyembuhan ini dengan menyuruh si buta itu membasuh diri ke dalam kolam Siloam. Secara sengaja, penulis Injil Yohanes memunculkan arti dari Siloam, yaitu “yang diutus.” Tanpa kolam Siloam itu, Yesus mampu menyembuhkan si buta. Namun, sekali lagi, sama seperti tanah dan ludah sebelumnya, kolam Siloam menjadi instrumen penyembuhan, sekalipun inefisien, demi menunjukkan bahwa para murid Yesus “diutus” oleh “Sang Utusan” Yesus itu sendiri. Peran ludah, tanah dan kolam Siloam hanyalah “1 langkah” dibanding “999 langkah” yang sudah, sedang dan akan dilakukan oleh Allah di dalam Yesus. Satu langkah itu pun merupakan sebuah apresiasi Allah atas manusia yang dicintai-Nya. Sebesar apa pun karya seorang anak manusia, ia hanyalah ludah dan tanah. Ayat 4 belum kita refleksikan secara tuntas. Sebab, Yesus juga berkata, “… akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja” ay. 4b. Yesus mengajarkan sebuah prinsip kemendesakan. Pekerjaan yang dapat kita lakukan mendesak untuk dilakukan. Maka, dibutuhkan sebuah sense of urgency. Dan, karena itu, hargailah undangan Yesus yang Anda dengarkan untuk berpartisipasi ke dalam misi Allah itu. Ketika “malam” itu datang, maka bukan hanya tak ada lagi kesempatan kairos bagi kita, waktu hidup kronos kita pun pudar. Dan ketika keduanya hilang bagi kita secara pribadi, misi Allah di dalam Yesus tetap berjalan–tanpa kita. Maka, ingatlah apa yang sering disebut sebagai Wesley’s Rule Do all the good you can, By all the means you can, In all the ways you can, In all the places you can, At all the times you can, To all the people you can, As long as you ever can. SEBERAPA SPESIFIK? Seberapa spesifiknyakah panggilan Allah di dalam hidup kita? Seberapa spesifiknyakah Allah merancang/merencanakan peran yang dapat kita mainkan di dalam misi Allah itu? Pertanyaan sukar ini menghantui banyak sekali teolog sepanjang zaman. Izinkan saya memaparkan pandangan saya dalam beberapa poin. Panggilan Allah seluas dunia. Tidak boleh ada pemisahan antara yang sekular dan yang sakral. Karena misi Allah terarah pada dunia, maka seluruh pekerjaan dapat menjadi wujud penghayatan kita akan panggilan Allah. Menjadi seorang pendeta sama kudusnya dengan menjadi seorang sopir taksi. Yang menguduskan sebuah pekerjaan bukanlah jenis pekerjaan itu namun Allah itu sendiri. Justru pekerjaan-pekerjaan sekularlah yang pertama kali dicatat di dalam Alkitab sebagai pekerjaan yang dipenuhi oleh Roh Kudus Kel. 283; 313; Kel. 3531. Alkitab memang mencatat beberapa orang tertentu yang secara spesial ditugasi Allah untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Namun, tidak ada indikasi apa pun di dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Allah menugasi secara sangat spesifik setiap orang memperoleh panggilan khusus. Panggilan Allah secara umum berlaku untuk semua orang, yaitu melakukan misi Allah bagi dunia. Tugas kitalah secara pribadi untuk secara unik merespons panggilan umum ini dengan memutuskan pekerjaan apa yang kita pilih, sesuai dengan bakat, talenta, karunia, keprihatinan-sosial, keterbatasan dan lain sebagainya yang kita miliki. Tak ada pekerjaan yang terlalu remeh hingga direndahkan Allah; tak ada pekerjaan yang terlalu mulia hingga Allah membutuhkannya bdk. Mat. 2521, 23. Seremeh atau semulia apa pun sebuah peran di mata kita, semuanya hanyalah ludah dan tanah. Integritas, kesetiaan dan kegembiraan dalam mengerjakannyalah yang lebih penting. Bukan jenis pekerjaan atau produk yang dihasilkannya. Douglas James Schuurman, dalam bukunya, Vocation Discerning Our Callings in Life 2004, menunjukkan sebuah prinsip yang sangat menarik. Maka, setiap saat seorang Kristen menunjuk pada wilayah-wilayah tertentu seperti pasangan hidup, orangtua, teman, warganegara, pengacara, pendeta dan sebagainya, sebagai panggilan, orang Kristen itu ditantang untuk menafsirkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam wilayah-wilayah itu dalam terang panggilan untuk mencintai Allah dan sesama. Jika tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban di wilayah-wilayah itu melayani sesama, mereka harus dipandang “seperti untuk Tuhan.” Tindakan melakukannya merupakan sebuah respons yang penuh iman pada panggilan Allah di dalam situasi khusus seseorang. Jika tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban di wilayah-wilayah itu melukai sesama, mereka harus ditolak demi Tuhan, yang telah mati bagi semua orang. Wilayah-wilayah tersebut harus diubahkan, jika mungkin, sehingga semuanya memungkinkan aksi-aksi yang melayani sesama. Seseorang tidak dipanggil untuk menjadi seorang Kristen “secara umum;” seseorang dipanggil untuk menjadi seorang Kristen di dalam lokasi sosial yang khusus yang saat ini dijalaninya, sebagaimana seorang ibu pada anak-anaknya, seorang warganegara pada negaranya dan sebagainya. Seseorang tidak sekadar dipanggil untuk menjadi seorang istri, seorang suami, atau seorang montir; seseorang dipanggil untuk menjadi seorang istri, seorang suami, atau seorang montir sebagai seorang Kristen “di dalam Tuhan.” Kewajiban-kewajiban khusus merupakan panggilan sejauh panggilan untuk menjadi seorang Kristen diwujudkan melaluinya. Joas Adiprasetya joyful weekend 15 Oktober 2010
Sepertiyang pernah gue bilang ke seorang teman lainnya, "Just do your best, let God do the rest. Hidup itu adil, manusianya aja yang suka berbuat enggak adil. But God doesn't sleep! Jika kerja keras kita nggak dihargai di kantor ini, maka pasti, nanti akan ada perusahaan lain, atau pintu rejeki lain, yang membayar hasil dari kerja keras kita itu."
Orang-orang juga menerjemahkan You can't worry and fear what man's going to think of you,Kamu tidak boleh risau dan takut apa manusia akan berfikir tentang kamu,Ini menyangkut hal membiarkanKan ada pepatah yang bilang,Be God's ambassador tomake sure this happens as much as it's up to you and letthe Holy Spirit do the duta besar Tuhanuntuk memastikan bahwa hal ini akan terjadi sebagaimana yang Anda inginkan dan biarkan Roh Kudus melakukan selebihnya. t/ Odysius.And as a result of THE BLESSING making you rich, you are not to seek after riches like the world does butinstead you are to act like God did on the seventh day of Creation and simply entered into“the rest” of faith and letTHE BLESSING go to work for you!Dan sebagai akibat dari BERKAT MENGHASILKAN membuat Anda kaya,Anda tidak mencari kekayaan seperti dunia tidak tetapi sebaliknya Anda harus bertindak seperti yang dilakukan Tuhan pada hari ketujuh Penciptaan dan hanya masuk ke dalam" sisa" iman dan membiarkan BLESSING bekerja untuk Anda!Do what you think is best, and let God take care of the rest.”.The rest of my travel mates weren't going to let me get away with not having a go, and thank god I did, because although I may have ended up with a mouthand pants full of sand, as I careered to the bottom I can now say it was one of the most fun things I have teman perjalanan saya tidak akan membiarkan saya pergi dengan tidak pergi, dan syukurlah saya melakukannya, karena walaupun saya mungkin berakhir dengan mulut dan celana yang penuh dengan pasir, saat pengeluaran togel saya memperhatikannya Bagian bawah sekarang saya bisa mengatakan bahwa itu adalah salah satu hal paling menyenangkan yang pernah saya lakukan.
Alwaysdo your best, and let god do the rest. Artinya kita harus membuat nama dan bio ig bahasa inggris yang singkat dan simpel. (selalu lakukan yang terbaik, dan biarkan tuhan melakukan selanjutnya) every day may not be good, but there is something good in every day. Source: hisyamgambar.blogspot.com
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Let's Do The Best and God Do The Rest...Ketika membicarakan Tuhan, secara umum orang selalu memilahnya pada dua hal yang berbeda. Pertama, adalah keberadaan Tuhan sebagai sesuatu yang bisa diserap panca indra dan dimaknai rasio. Kedua, Tuhan sebagai sesuatu yang dikonstruksi atau diimajinasikan membicarakan hal pertama, kebanyakan orang berpendapat bahwa Tuhan adalah realitas tertinggi yang tidak bisa diserap panca indra dan dimaknai akal. Immanuel Kant misalnya. Pemikir Jerman ini menyarankan bahwa pembicaraan tentang keberadaan Tuhan adalah pembicaraan yang mesti dihentikan. Orang hanya akan membuang-buang waktu untuk membicarakan keberadaan Tuhan. Karena Tuhan adalah realitas tertinggi. Keberadaan Tuhan itu bukan masalah rasio atau panca indra, tapi masalah kepercayaan. Jadi cukup dipercayai bahwa Tuhan itu ada. Perihal keberadaan Tuhan ini, Agamawan sendiri kerap mengintrodusir peristiwa Nabi Musa di bukit Thursina. Ketika itu Bani Israil meminta Nabi Musa untuk dipertemukan dengan Tuhan. Supaya keimanan bertambah tebal. Nabi Musa pun menyampaikan permintaan umatnya dan Tuhan memerintahkan Nabi Musa menemui-Nya di bukit ketika sampai di bukit itu, Nabi Musa bukan hanya tidak bisa melihat Tuhan, tapi bukit nya pun terbakar karena disambar petir. Melalui peristiwa ini Tuhan ingin mengingatkan Musa dan kaumnya tentang wujud Tuhan. Bahwa bukit Thursina pun tidak sanggup menerima keberadaan Tuhan sampai harus dalam Agama Islam sendiri terdapat ajaran yang mengingatkan manusia untuk tidak menghabiskan waktu untuk memikirkan wujud atau dzat Tuhan. Manusia lebih baik memikirkan makhluk ciptaan Allah bukan Dzat Allah nya. Karena akal manusia tidak akan mampu keberadaan Tuhan sebagaimana adanya, berbeda dengan membicarakan Tuhan yang diimajinasikan manusia. Bila yang pertama adalah pembicaraan keberadaan Tuhan objektif yang bisa dilihat dan diraba, maka Tuhan secara subjektif adalah Tuhan yang dimaknai dan dikonstruksikan dalam pikiran manusia. Bagi masyarakat agraris, Tuhan adalah sesuatu yang ada di langit. Karena dari langit telah turun hujan yang membuat tanaman di bumi tumbuh subur. Karenanya masyarakat agraris kerap menengadah ke langit ketika membicarakan kalangan muslim sendiri, imajinasi tentang Tuhan dalam lingkup yang sangat sederhana terungkap dari kalimat yang sering diucapkan setiap hari, yaitu "Bismillahirrahmanirrahim" Dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahwa Tuhan adalah Pengasih dan lingkup yang lebih luas, imaji tentang Tuhan terungkap dalam Asmaul Husna. Sifat-sifat Tuhan yang bagi orang Islam kerap dipisah dalam dua kategori, yaitu Tuhan yang Jamal dan Tuhan yang Jalal. Jamal adalah Tuhan yang mencintai keindahan, pengasih sehingga Hamba-Nya pun sangat merindukan dan ingin menjadi kekasihnya. 1 2 3 4 Lihat Sosbud Selengkapnya
Berikutini contoh bio Instagram aesthetic bahasa Inggris dan artinya: Always do your best, and let God do the rest. (Selalu lakukan yang terbaik, dan biarkan Tuhan melakukan selanjutnya) Every day may not be good, but there is something good in every day. (Setiap hari mungkin tidak baik, tetapi ada sesuatu yang baik di setiap hari)
There are many aphorisms that people love to quote. Not surprisingly some are peppered with references to God and and therefore some presume the quotations are Biblical. One example is, “God helps those who help themselves.” Wrong! There is nothing in the Bible that remotely suggests or resembles this. The quote originated in ancient Greece and is thought to a fable or proverb of the day. Benjamin Franklin later used it in his writings. Unfortunately, for many, this aphorism has been accepted as one of God’s commandments! It is the antithesis of what God commands of us and, instead, it is an ode to self-reliance and humanism. Thankfully, other aphorisms are not egregious misrepresentations. “Do your best and let God do the rest.” There is no exact Bible verse that states this. However, this sentiment is certainly present in a number of Bible verses. And whatever you do, do it heartily, as to the Lord and not to men, knowing that from the Lord you will receive the reward of the inheritance; for you serve the Lord Christ. Colossians 323-24 ESV Do you not know that those who run in a race all run, but one receives the prize? Run in such a way that you may obtain it. 1 Corinthians 924 ESV I can do all things through Christ who strengthens me. Philippians 413 ESV All of these verses point to the importance of using all of your God-given abilities to do your best. But at what point do you allow God to do the rest? When you are exhausted? When you are injured or incapacitated? No, you allow God to work from the very beginning. Before you do your best, commit your effort to the Lord. He promises to accomplish His purpose through you. Commit your work to the Lord,and your plans will be established. Proverbs 163 ESV Do your best and let God do the rest! Love and trust the Lord; seek His will in your life. Post navigation
UGRFW. 215 303 173 7 1 455 210 263 155
do the best let god do the rest artinya